Panduan Dasar: 8 Point Penting untuk Pemula Microstock Fotografi

Dagu2.com, Ragam Info - Fotografi adalah seni menangkap cahaya yang membutuhkan kombinasi antara pengetahuan teknis dan sentuhan kreativitas. Bagi pemula yang ingin terjun ke dunia fotografi, terutama sebagai contributor microstock foto, memahami dasar-dasar fotografi sangatlah penting. Dengan menguasai elemen dasar seperti eksposur, komposisi, dan pencahayaan, pemula dapat menghasilkan foto yang tajam, menarik, dan memiliki nilai estetika tinggi. Landasan ini menjadi kunci utama untuk menciptakan karya visual yang tidak hanya enak dipandang, tetapi juga memiliki potensi untuk laku di platform microstock seperti Shutterstock, Adobe Stock, dan iStock.






1. Mengenal Komponen dan Fitur Kamera

Sebelum mulai memotret, kenali bagian-bagian kamera seperti lensa, sensor, dan tombol pengaturan. Pelajari juga fitur penting seperti:

  • Mode Pemotretan (Manual, Auto, Portrait, Landscape, dll)

  • White Balance untuk penyesuaian warna

  • Autofocus untuk menangkap gambar lebih cepat dan tajam

2. Memahami Segitiga Eksposur: Aperture, Shutter Speed, dan ISO

Eksposur adalah kunci menghasilkan foto dengan pencahayaan yang tepat. Tiga elemen utama yang membentuk Segitiga Eksposur adalah:

  • Aperture (Bukaan Lensa): Mengatur jumlah cahaya yang masuk dan kedalaman bidang (DoF).

  • Shutter Speed (Kecepatan Rana): Menentukan berapa lama sensor menerima cahaya.

  • ISO: Mengatur sensitivitas sensor terhadap cahaya; semakin tinggi ISO, semakin terang gambar tapi juga meningkatkan noise.

3. Teknik Komposisi dalam Fotografi

Komposisi membantu menyusun elemen dalam foto agar tampak seimbang dan menarik. Teknik populer dalam komposisi foto meliputi:

  • Rule of Thirds: Bagi frame menjadi 9 bagian dan tempatkan objek utama di titik pertemuan garis.

  • Leading Lines: Gunakan garis alami (jalan, pagar) sebagai "pemandu" visual ke object utama 

  • Symmetry: Ciptakan keseimbangan visual melalui simetri alami atau arsitektural.

  • Negative Space: Gunakan ruang kosong untuk menonjolkan objek utama.

4. Menguasai Teknik Pencahayaan

  • Cahaya Alami: Golden hour (saat pagi dan sore) adalah waktu terbaik untuk memotret dengan cahaya lembut, inilah pentingnya mengetahui kapan waktu yg tepat untuk hunting photo 

  • Cahaya Buatan: Gunakan flash atau lampu studio untuk pencahayaan dalam ruangan atau malam hari.

  • White Balance: Sesuaikan pengaturan warna agar hasil foto tidak terlalu kuning atau biru.

5. Teknik Fokusing Manual atau  Auto

  • Manual Focus: Ideal untuk kontrol kreatif dan hasil tajam pada foto makro atau bokeh.

  • Auto Focus: Praktis untuk pemotretan cepat, biasanya untuk object bergerak.

6. Depth of Field (Kedalaman Bidang)

  • DoF Dangkal: Membuat latar belakang blur untuk menonjolkan subjek (bokeh).

  • DoF Dalam: Cocok untuk foto landscape agar semua elemen tampak tajam.

7. Menjaga Stabilitas Kamera

jangan lupa bawa tripod untuk hasil foto tajam, terutama saat menggunakan shutter speed lambat atau dalam kondisi cahaya rendah, terkadang dengan cahaya minim bisa menghasilkan photo yg dramatis.

8. Membaca dan Memahami Histogram

Histogram adalah grafik yang menunjukkan distribusi pencahayaan pada foto. Ini membantu fotografer mengetahui apakah foto terlalu terang (overexposed) atau terlalu gelap (underexposed) agar bisa melakukan koreksi yang tepat.

Setelah memahami 8 point tersebut, langkah menuju contributor microstock akan semakin mudah. 

Ular Pytas Koros: Sahabat Petani dalam Menjaga Ekosistem

Dagu2.com, Ragam Info - Ular Pytas Koros, atau yang lebih dikenal sebagai ular tikus, adalah salah satu spesies ular yang memiliki peran penting dalam ekosistem pertanian. Meskipun sebagian orang merasa takut terhadap ular, kenyataannya ular ini bukanlah jenis yang berbisa dan justru sangat bermanfaat bagi petani.

Habitat alami Ular Pytas Koros biasanya berada di area persawahan, ladang, dan pinggiran hutan. Mereka memangsa tikus dan hewan pengerat lainnya yang kerap menjadi hama bagi tanaman pertanian. Dengan kemampuannya yang gesit dan naluri berburu yang tajam, ular ini mampu mengendalikan populasi hama secara alami tanpa memerlukan pestisida kimia.

Keberadaan  Ular Pytas Koros sangat membantu menjaga keseimbangan ekosistem di lingkungan pertanian. Dengan mengurangi populasi tikus, kerusakan pada tanaman seperti padi, jagung, dan sayuran dapat diminimalisir. Hal ini tentu menguntungkan petani karena hasil panen menjadi lebih optimal dan biaya produksi bisa ditekan.





Berikut Ciri-Ciri Ular  Ular Pytas Koros  (Ular Tikus)

  1. Ukuran Tubuh

    • Panjang tubuh bisa mencapai 1,5 hingga 2 meter.

    • Tubuhnya ramping dan lentur.

  2. Warna Kulit

    • Umumnya berwarna cokelat keabu-abuan atau zaitun kehijauan.

    • Bagian bawah tubuh (perut) berwarna lebih terang, bisa putih kekuningan.

  3. Kepala

    • Bentuk kepala agak memanjang dan jelas berbeda dari leher.

    • Dengan mata besar dengan pupil bundar, menunjukkan ular ini aktif di siang hari (diurnal).

  4. Sisik

    • Sisik halus dan licin, memberikan kesan berkilau saat terkena cahaya.

    • Pola sisik cukup rapi tanpa bercak mencolok.

  5. Perilaku

    • Sangat aktif dan cepat bergerak.

    • Saat merasa terancam, ular ini lebih memilih kabur daripada menyerang.

    • Meski tidak bebisa namun efek gigitan ular ini menimbulkan rasa sakit atau memar namun tidak berefek jangka panjang 

  6. Makanan

    • Memangsa tikus, katak, cicak, dan hewan kecil lainnya.

    • Inilah alasan ular ini bermanfaat bagi petani, sebagai pembasmi alami hama di sawah.

  7. Habitat

    • Banyak ditemukan di area pertanian, semak-semak, dan dekat permukiman manusia.

    • Menyukai tempat yang hangat dan lembap


Ternyata banyak orang yang masih belum memahami manfaat ular ini dan sering kali membunuhnya karena dianggap berbahaya. Edukasi tentang pentingnya peran ular tikus dalam pertanian perlu terus disosialisasikan, terutama di kalangan masyarakat pedesaan.




Menikmati Pemandangan Sekitar dari Lantai 7 Tower Masjid Annur Jawa Tengah di Mungkid, Magelang Jawa Tengah



Dagu2.com, Ragam Info -  Lokasi Masjid Agung An-Nur sangat strategis karena hanya berjarak sekitar 3,7 kilometer dari Candi Borobudur — situs warisan dunia UNESCO dan pusat wisata religi umat Buddha. Kedekatan ini menjadikan Masjid An-Nur sebagai destinasi pelengkap yang ideal dalam perjalanan wisata spiritual di Magelang. 

Bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah An-Nur bisa menjadi bagian dari perjalanan religi yang menyatukan nilai-nilai toleransi, keindahan arsitektur, serta keajaiban alam sekitar Magelang.

Naik ke Lantai 7 Menara Masjid An-Nur Sawitan Cukup dengan Infak Minimal Rp 5.000

Menara Masjid Agung Jawa Tengah An-Nur di Jalan Soekarno Hatta Sawitan  Mungkid, Magelang, memiliki ketinggian mencapai 39 meter dan menjadi salah satu daya tarik utama bagi pengunjung. Untuk menikmati keindahan panorama dari lantai 7, jamaah dan wisatawan tidak perlu khawatir soal akses. Menara ini telah dilengkapi dengan fasilitas lift modern yang nyaman dan aman, memudahkan siapa pun—baik lansia, anak-anak, maupun pengunjung dengan kebutuhan khusus—untuk mencapai lantai tertinggi tanpa harus menaiki tangga, untuk bisa naik ke lantai 7 menggunakan lift, pengunjung cukup memberikan infak minimal sebesar Rp 5.000, Lift ini memiliki kapasitas maksimal 10 orang dalam satu kali perjalanan, termasuk saat berada di lantai 7. Karena kapasitas ruangan yang terbatas, pengelola masjid memberlakukan pembatasan waktu bagi setiap rombongan yang naik, terutama saat jumlah pengunjung sedang ramai. Setiap kelompok diberi waktu maksimal 10 menit untuk menikmati pemandangan dari ketinggian.

Ketinggian Menara Masjid Agung An-Nur Sawitan Direvisi dari 99 Meter Menjadi 39 Meter karena Lokasi Dekat Borobudur

Menara Masjid Agung Jawa Tengah An-Nur Sawitan, yang berlokasi di Mungkid, Magelang, awalnya dirancang memiliki ketinggian mencapai 99 meter. Rencana ini disusun sebagai simbol kemegahan dan representasi dari 99 nama Asmaul Husna dalam ajaran Islam. Namun, seiring berjalannya waktu, desain tersebut mengalami revisi penting.

Revisi dilakukan karena mempertimbangkan lokasi masjid yang berada tidak jauh dari Candi Borobudur, sebuah situs warisan dunia UNESCO yang memiliki aturan ketat terkait tata ruang dan ketinggian bangunan di sekitarnya. Untuk menjaga kelestarian visual kawasan Borobudur dan mematuhi regulasi dari otoritas pelestarian budaya, maka ketinggian menara Masjid An-Nur dikurangi menjadi 39 meter.

Kini, menara setinggi 39 meter ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Meskipun lebih rendah dari rencana awal, menara tetap terlihat megah dan menjadi ikon utama dari masjid yang modern dan representatif ini. Dari lantai 7 menara, pengunjung bisa menikmati panorama alam Magelang, termasuk pemandangan Gunung Merapi, hamparan sawah, serta lingkungan sekitar masjid.

Revisi ketinggian menara ini membuktikan bahwa Masjid Agung Jawa Tengah An-Nur Sawitan tetap mengutamakan harmoni antara pembangunan dan pelestarian budaya. Selain menjadi pusat kegiatan ibadah dan dakwah, masjid ini juga menjadi destinasi wisata religi yang ramah lingkungan dan menghormati nilai-nilai sejarah kawasan Borobudur. 

Masjid An-Nur Sawitan sendiri menjadi salah satu pusat kegiatan keagamaan dan wisata religi di Jawa Tengah. Selain fungsinya sebagai tempat ibadah, masjid ini juga aktif dalam kegiatan sosial, pendidikan, dan wisata dakwah 








Ular Kawat: Ular Terkecil di Dunia yang Mirip Cacing

Dagu2.com, Ragam Info - Ular kawat, atau dikenal juga sebagai ular buta, adalah salah satu spesies ular terkecil di dunia. Ular ini sering kali dikira cacing karena bentuk tubuhnya yang kecil, ramping, dan berwarna cokelat atau hitam mengkilap. Namun, ular kawat memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, khususnya di lingkungan tanah.

Ciri-Ciri Ular Kawat

 Ular Kawat  memiliki panjang tubuh rata-rata sekitar 10-15 cm, dengan diameter yang sangat kecil, hampir seukuran kawat. Kulitnya halus dan mengkilap, mirip dengan cacing tanah. Berbeda dengan ular pada umumnya, ular kawat tidak memiliki mata yang jelas karena matanya tertutup oleh lapisan kulit, sehingga sering disebut sebagai ular buta.

Meskipun tubuhnya kecil, ular kawat memiliki ciri khas berupa lidah bercabang yang digunakan untuk mengenali bau dan mendeteksi mangsa di dalam tanah.





Habitat dan Kebiasaan Ular Kawat yang Menguntungkan Ekosistem

Ular kawat, spesies ular terkecil di dunia, hidup di habitat seperti tanah gembur, tumpukan daun, dan kompos. Ular ini sering ditemukan di kebun, lahan pertanian, dan hutan tropis. Sebagai penggali tanah yang ahli, ular kawat berkontribusi dalam menjaga kualitas tanah.
Sebagai predator kecil, ular kawat memangsa serangga kecil, larva, dan telur serangga. Peran ini sangat penting untuk mengontrol populasi hama di lingkungan. Kehadiran ular kawat menjadi keuntungan besar bagi petani karena membantu menjaga kesuburan tanah secara alami.
Ular kawat tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Sebaliknya, keberadaannya mendukung keseimbangan ekosistem dengan mengendalikan hama secara alami, menjadikannya satwa yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari di lingkungan agraris.

Peran Penting dalam Ekosistem

Meskipun sering diabaikan atau bahkan tidak disadari keberadaannya, ular kawat memiliki peran penting dalam ekosistem. Dengan memakan serangga kecil dan hama, mereka membantu menjaga keseimbangan rantai makanan di dalam tanah. Selain itu, aktivitas menggali tanah mereka membantu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan aerasi.

Ular kawat adalah satwa kecil yang sering dianggap remeh namun memiliki manfaat besar bagi ekosistem. Dengan mengenali ular ini, kita dapat lebih menghargai perannya dalam menjaga keseimbangan alam. Mari lestarikan satwa unik ini agar ekosistem tetap terjaga!

Malayan Banded Wolf Snake: Si Pemburu Malam yang Agresif dan Meniru Ular Weling!



Dagu2.com, Ragam Info - Ular Malayan Banded Wolf Snake (Lycodon subcinctus) adalah salah satu spesies ular yang sering disalahartikan sebagai Ular Weling (Bungarus candidus) karena motif tubuhnya yang mirip. Namun, ular ini memiliki ciri khas unik yang membedakannya. Simak lebih lanjut tentang ular menarik ini, termasuk cara memanjat pohon dan kebiasaan hidupnya. Sering Dikira Weling! Hati-Hati dengan Ular Ini! ๐Ÿ Ular Banded Wolf, 

Ciri-Ciri Utama Ular Malayan Banded Wolf:

  • Panjang: Ular dewasa bisa mencapai hingga 1 meter.
  • Warna: Memiliki belang hitam dominan dengan belang putih yang memudar di bagian ekor. Perlu diperhatikan bahwa belang ini tidak menjangkau bawah perut, yang menjadi salah satu pembeda utama dari Ular Weling.
  • Sisik: Ular ini tidak memiliki sisik dorsal (punggung), yang membuatnya unik di antara ular lainnya
  • Aktivitas: Ular ini aktif di malam hari, dan lebih agresif dibandingkan ular Weling.

Kebiasaan Makan dan Reproduksi:

  • Makanan Utama: Ular Malayan Banded Wolf Snake sangat menyukai cicak dan kadal kecil.
  • Reproduksi: Betina akan menelur 5 hingga 11 butir telur yang menetas setelah 10-12 minggu. Bayi ular yang baru menetas memiliki panjang sekitar 24 cm.

Cara Memanjat Pohon dan Catatan Khusus:

  • Ular ini dikenal pandai memanjat pohon, terutama di sekitar pohon buah naga.
  • Karena motif tubuhnya yang meniru Ular Weling, identifikasi harus dilakukan dengan cermat untuk menghindari kesalahan.

Kenapa Ular Ini Unik?

Walaupun terlihat menakutkan, Ular Malayan Banded Wolf adalah predator malam yang efisien dan berperan penting dalam ekosistem sebagai pengendali populasi kadal kecil dan cicak. Ular ini juga sangat menarik bagi para herpetologis dan pecinta reptil karena kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan, terutama di area perkebunan dan hutan.

Jangan lewatkan video kami yang memperlihatkan bagaimana Ular Malayan Banded Wolf Snake memanjat pohon dan beraksi di habitat aslinya! Jika Anda penggemar reptil atau sekadar penasaran dengan dunia ular, like, share, dan subscribe untuk konten menarik lainnya! ๐Ÿ๐ŸŒฟ